Tradisi Ketika Ulang Tahun
Hari
ulang tahun adalah hari yang (setidaknya) ditunggu-tunggu semua orang. Pada
hari ulang tahun tampak seperti ada atmosfir berbeda dalam hidup, walaupun
jujur saya akui, selama hidup 15 tahun di bumi Allah ini, saya belum pernah
sekalipun merayakan ulang tahun saya sendiri.
Keluarga
saya tidak pernah mengajarkan adanya perayaan pada hari ulang tahun, ayah saya
sendiri pernah bilang : “Kita cuma punya 2 hari yang harus dirayakan, yaitu
hari raya idul fitri dan idul adha.”
Didikan
orang tua saya, sangat membekas dalam di hati saya, saya selalu tidak
membenarkan ketika ada seorang yang berulang tahun dan merayakannya dengan
culmination meniup lilin diatas kue.
Mungkin saya bukan hanya sekedar tidak suka, namun sebagai sarana menghibur diri.
Ketika
melihat orang lain berulang tahun (dan dirayakan), saya mendadak membenci
kegiatan tersebut, sekaligus ada rasa iri didalam hati saya : “Mengapa saya
tidak pernah bisa merayakan hari ulang tahun saya seperti halnya orang itu?”
Oleh
karena itu, saya ingin menulis tentang beberapa hal yang remaja lakukan ketika berulang tahun,
yang (jujur) saya sendiri membencinya :
Yang
Pertama
Beli
2 kilo tepung/sagu/terigu dan telur 1 karpet. Bukan, mereka bukan berencana
membuat kue ulang tahun sendiri (siapa
juga yang mau membuat kue dengan sagu?), semua bahan tersebut mereka jadikan
bahan mainan, cara mainnya mudah kok, hanya tinggal melempar telur/tepung
tersebut kearah orang yang berulang tahun. Alhasil, baju sekolah yang
seharusnya jadi kebanggaan seorang pelajar, malah menjadi kotor dan bau, dan
sungguh kasian bagi anak kos seperti saya ini jika mengalami hal tersebut,
mungkin Rinso kekuatan 10 tangan yang saya beli di Indomaret terdekat juga
tidak akan mampu membersihkannya.
Pada
kasus yang agak ekstrim, pelajar-pelajar yang bisa dikatakan idiot ini juga
tidak puas jika hanya bermain dengan telur, kotak sampah didepan kelas pun
jadi.
Pengalaman
saya ketika itu, seorang kakak kelas yang berulang tahun dengan zalimnya
dikerjai bukan hanya dengan telur, namun dengan kotak sampah beserta isinya,
saya tidak bisa bayangkan betapa busuknya kotak sampah (beserta isinya)
tersebut.
Bagaimanakah
perasaan seekor ayam, jika dia tahu bahwa telur yang dia hasilkan demi
mengenyangkan umat manusia, malah digunakan sebagai mainan.
Jika
setiap hari ada pelajar yang berulang tahun, saya khawatir akan terjadi krisis
telur ayam massal. Untuk menghindari hal itu, saya tidak pernah menggunakan
telur untuk dilempar, sebagai gantinya, saya mengunakan benda yang mirip dengan
telur dan lebih murah (atau tidak berharga) daripada telur (baca : batu), cara
ini berhasil, berhasil membuat saya kesulitan berjalan -Si orang sialan yang
berulang tahun tersebut tidak terima saya lempar dengan batu, waktu itu emosi
labilnya sudah mencapai batas, alhasil benda apapun yang ada disekelilingnya
pasti dia gunakan untuk memukul saya, Alhamdulillah benda terdekat dengan dia
saat itu adalah sebuah gitar-.
Yang Kedua
Hari
ulang tahun, biasanya dijadikan ajang bagi para manusia yang berulang tahun,
untuk menyenangkan hati teman-temanya. Cara-untuk-menyenangkan-hati-temannya tersebut yang saya maksud tidak lain adalah MENTRAKTIR.
Entah
kenapa, TRAKTIR adalah salah satu kata yang tabu bagi saya, bahkan jauh sebelum
saya menjadi bagian dari KONGES (Anak kos ngenes), saya menjauhi teman yang
mengucapkan kata traktir kearah saya (itu berarti dia minta saya traktir) dan
saya mendadak mendekati teman yang menggucapkan kata traktir kearahnya (itu
berarti dia mengajukan diri untuk mentraktir saya) kalo ini namanya pecinta
gratisan :D.
Menurut
survey yang saya lakukan kepada diri saya sendiri, anak kos cenderung
menghindar dari teman-temannya ketika dia berulang tahun.
Faktor
utamanya adalah kesengsaraan hidup selama 1 bulan penuh yang diderita (baca :
kelaparan) seorang anak kos, jika hanya dalam 1 hari, uangnya habis hanya untuk
tradisi traktir ini.
Di
beberapa kasus dalam hidup saya, seorang teman saya (yang juga merupakan
anggota KONGES) mengajukan dirinya untuk mentraktir saya dihari ulang tahunnya,
saya sontak terkejut.
Apakah
dia tidak memikirnya teori idiot brilian saya? :
“Air yang sudah ditampung
selama 1 bulan, akan habis selama 1 hari jika tempat penampungnya dibolongi,
volume lubang berpengaruh pada kecepatan habisnya air.”
Teori
tersebut saya beri nama, Teori Relativitas
Traktir (TRT)
Air
: jatah uang 1 bulan anggota KONGES
Seiring
berjalannya waktu, saya menyadari teori saya masih punya kekurangan, lalu saya
membuat revisinya menjadi Teori Relativitas
Traktir II (TRT II) :
“Teori ini hanya bekerja jika
kamu tidak mengerti cara menambal kebocoran penampungnya.”
Oh ya sekian dulu ya, ^^
3 Komentar:
benar itu kak. bagaimana ya. aku saja ada temanku yang merayakan ulang tahunku. tapi aku sama sekali tidak menginginkannya. dan ujung ujungnya aku jadi korban pelemparan telur dan sagu justru ditambah comberan :(.
benar itu kak. bagaimana ya. aku saja ada temanku yang merayakan ulang tahunku. tapi aku sama sekali tidak menginginkannya. dan ujung ujungnya aku jadi korban pelemparan telur dan sagu justru ditambah comberan :(.
padahal kita yg ulang tahun ya? malah dia yg rusuh haha
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda