Minggu, 14 Juni 2020

Ingin Rasanya Menanak Kebahagiaan (1)

Manusia bukan tumbuhan yang dapat memasak makanannya sendiri. Kalaulah sekujur badannya hijau, tentu bahagia diguyur sinar matahari pagi. Selanjutnya, panel-panel manusia akan diciptakan. Berdiri atau pun duduk tentu dibebaskan. Maka dari itu, begadang menjadi amat dihindari. Anggaplah seperti itu, tidak perlu keterlibatan pasar untuk sekadar kebutuhan primer.

Atau memang itu keliru. Karena pasar, akan membatasi sinar-sinar yang masuk. Regulasi-regulasi akan dibuat sedemikian rupa supaya manusia dijatahi sinar matahari. Sarjana-sarjana akan dicetak supaya mendapatkan sinar menjadi lebih besar, peluang dan durasinya.

"Taruh itu, anakku, supaya pancarannya dapat dibendung," kata ayah kepadaku melalui telunjuknya.

Jarinya menunjuk sebuah tabung-tabung sinar. Telunjuk merupakan jari di tengah-tengah tangan. Itu adalah telunjuk. Karena sedari dulu, digunakan untuk menunjuk sesuatu. Kalau lupa namanya, maka jelaskanlah dengan, "jari di tengah-tengah."

Di ruang kelas, guruku selalu bertanya tentang siapa yang ingin bertanya. Maka telunjuk kami semua menantang langit-langit kelas. Seorang temanku, suatu ketika menantang langit-langit kelas dengan jari di samping telunjuk. Hal itu menyebabkan dia dibekuk oleh Guru Pembimbing. Kalau tidak lupa namanya, maka perlu disebut dengan, "ibu jari/jempol."

Jempol sangatlah menakutkan. Temanku dibimbing oleh guruku. Caranya membimbing adalah dengan membuat temanku tidak nyaman, menyerang jiwanya (karena kalau menyerang fisik, akan dibekuk pula orang serangan digital), jadinya itu absah dilakukan. Setelah itu, temanku dipreteli kehidupannya. Dinilai oleh guru berdasarkan kelakuannya yang tinggi hati itu. Begitulah cara guruku membimbing. Kalau dijelaskan melalui niatnya, guruku menjelaskan dengan, "ini nasihat supaya kamu menjadi pribadi yang lebih baik."

Setelah bimbingan itu, guru itu selalu berkisah tentang tabung-tabung sinar milik temanku yang akan kosong di masa depan.

"Kalau itu kosong, bagaimana caramu dapat makanan?" ucapnya menindik mental temanku.

Kalau terisi penuh, temanku dapat memiliki tabung-tabung lainnya dan dapat dipenuhi oleh sinar-sinar baru lagi. Dan kalau penuh lagi, dapat memiliki tabung-tabung baru lagi sampai penuh. Begitu seterusnya sampai terkumpul banyak, dan dapat ditukarkan dengan tempat tinggal, kendaraan, hingga piranti-piranti keras idaman setiap orang—apa pun itu, tentu kalau nilainya setimpal.

Namun, temanku amat kecil peluang mendapatkan itu karena kecil pula untuk jadi sarjana.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda