Sabtu, 18 Juli 2020

Jadilah Terang

Ayolah, ini bukan perkara kami, tetapi sudah kita. Memang aku jengkel terhadap orang yang masih keliru menggunakan 'di' pada konteks apa pun. Namun, jauh daripada itu, marilah terangi kehidupan kita yang sudah semak belukar ini.

Aku tahu, sudah berkali-kali untuk kamu berpikir supaya kehidupan terhenti saja. Tolonglah, di keadaan temaram kelam, atau kemampuan netra yang nihil sekalipun, jadilah terang, merangsek deburan kesulitan hidup, untuk kita teguk manis-getirnya di masa nanti.

Kita akan mati, kita harus mati, tetapi hanya jika kehidupan menghendakinya.

Aku tidak ingin menyampaikan, bahwa ada tidaknya kamu di dunia, tidak dapat mengubah banyak hal selepas berpulangnya jiwamu. Sanak famili, meski kehilangan, hanyalah kamu ubah hidup mereka, perlahan menguasai duka menuju kenangan.

Marilah, kita hidup sekali lagi. Tontonlah berulang kali kehadiran Totoro. Karena jiwa anak-anak harus dirawat untuk menjaga kewarasan. Sophie pun demikian, dari surat-surat yang didapatkannya, dalam upaya menghindari diri tergelincir ke dalam rentetan bulu-bulu anjing, dan mengabaikan permukaannya yang amat lain. Ayolah, semusim dan semusim lagi, kita rajut kehidupan menuju masa nanti yang agak mendingan.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda