Minggu, 13 Februari 2022

Ayang

Kamu datang dan aku terbata-bata sampai jadi sebuah rumah tempat kita saling kasih, "Kalau bahas zodiak lagi, aku tempeleng!"

*

Bersepeda berdua di sekeliling parit-parit air bening. Lantas dari belakang, kamu berbisik tipis, “Dunia jahat tapi kita tidak boleh.” Kita bertengkar lalu kita berbaikan, dan kubalas sambil terus mengayuh pedal, "Andaikan kentut tidak bau." Kita bertengkar.

*

Perlukah aku mempelajari genealogi orang-orang cantik, hanya untuk mencari tahu tentang kamu? Dan lagi: saranku, sebaiknya kurangi kebiasaan mengetuk-ngetuk permukaan meja lalu bilang, "Amit-amit!" Seperti yang saat ini sedang kamu lakukan.

*

Waktu itu kita berlayar ke Depok melewati sore yang sebentar lagi malam. Kamu pelan tapi tergesa-gesa ingin segera meninggalkan suasana gelap. Aku cuma mengamati punggung yang lama-lama menjauh. Dan kita berjalan dengan fase masing-masing.

*

Kalau bertemu anda, saya kikuk lantas berlari menjauh dengan egrang. Namun, saya terjatuh oleh kejauhan anda yang berbincang dengan lelaki lain.

*

Aku ingin membuat pelabuhan tempat orang-orang kangen saling bertemu.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda