He Has Lost His Sempak
Menjadi
seorang anak kos memang banyak suka dukanya, banyak hal yang tak terduga
terjadi, dan banyak juga hal ngawur namun lucu bisa terjadi.
Seperti
yang dialami salah satu teman kosku dipagi hari yang agak mendung ini.
“Asem tenan, sempakku hilang meneh!” dia berucap sambil berputar ke segala arah.
Panggil
saja dia Bagong, pagi hari ini dia telah
kehilangan salah satu benda pusaka miliknya (baca : sempak), entah ada yang
mencuri atau karena dia sendiri yang kebangetan begonya, sehingga sempaknya
sendiri lupa dibawanya dari kamar mandi khusus perempuan - FYI, dia emang sering banget mandi ditempat
khusus perempuan, alasannya sih simple : kamar mandinya jauh lebih bersih dan
wangi.-
Aku
berpikir sejenak, mungkin alasan dia mendeklarasikan hilangnya sempak tersebut
dengan berputar kesegala arah, agar seisi kos ini tahu dia telah kehilangan
sempak tersebut, dia berpikiran kalo sempak tersebut ada yang mencuri (Siapa
juga yang mau mencuri sempak busuk dengan ukuran M tersebut?).
Aku
tidak mau diambil pusing olehnya, pagi ini pun aku bergegas mandi, sehabis
mandi kulihat ada tumpukan baju milikku yang baru diangkat dari jemuran. Oh
iya, akupun tersadar kalo kemarin telah terjadi hujan deras.
“Mas,
bajunya udah aku angkatin, kemarin kan hujannya deres banget kayak jaman Nabi
Nuh.”
Kutengok
kebelakang, ternyata suara teman satu kos ku yang berbicara. Dia memang sungguh
teramat lebaynya. Dia bernama mamat, juniorku di kosan ini.
“Bagus
mat, kamu memang junior yang baik.” Jawabku.
Tanpa
basa basi aku berpakaian dengan apa yang ada ditumpukan baju tersebut.
Syukurlah mamat sudah berbaik hati mengangkat baju ini, jika tidak aku terpaksa
pergi kesekolah tanpa sempak, karena semua sempak yang ku punya, udah saya cuci
habis-habisan kemarin.
Ya
sudahlah, kehidupan disekolah telah menunggu.
***
Huah,
badan ini serasa remuk melihat jebloknya nilai-nilai sekolahku.
Namun
bukan ini yang akan saya bahas pada post kali ini.
Pukul
16.45, waktunya saya untuk membersihkan semua anggota badan ini, ingat!
Semuanya!
Kubuka
semua baju yang melekat padaku. Sepertinya ada gaya seperti magnet yang terjadi
antara mataku dengan anggota badan bawah milikku, namun yang menjadi objek
penglihatanku adalah sebuah sempak yang aku kenakan. Disitu telah tertulis
jelas dengan spidol permanen : BAGONG.
Sudah
jelas, mamat sialan tersebut salah mengangkat sempak! Sekarang, saya telah
positif terjangkit panu yang telah berevolusi.
Huah…