Minggu, 30 Januari 2022

Ada Banyak Sekali, tetapi Tidak Satu pun

Sejak usia empat belas, aku sudah meninggalkan rumah. Beliau pernah bilang, "Pergilah, anak bujang! Tak jemukah kau, menumpang bermain Harvest Moon dan berulang kali menikahi Karen?!"

Semenjak itu, rumah bagiku adalah seperangkat sandang dan koper.

Di suatu malam, tetangga indekosku muntah-muntah pecel lele, akibat terlalu bersemangat mengisap lem aibon.

Di suatu sore yang lesu, aku diberikan sebuah matoa manis. Manis, selain untuk buah-buahan, dapat pula wajah seseorang.

Kawanku pernah bilang, "Petugas sekolah yang tempo hari bersepeda, telah gantung diri. Arwahnya gentayangan tiap malam sambil berkata, 'Naikkan upahku! Naikkah upahku?'"

Kalau sedang menangis, tampunglah air matamu sehingga bunga hyacinth dapat tumbuh dan mekar. Ini hanya dapat dilakukan kalau telaten dan menangis terbahak-bahak.

Di Selat Sunda, di atas kapal feri tempat biduan-biduan berdansa koplo, aku bertemu seorang bapak tua dengan air muka sedu berkata, "Ada banyak sekali penumpang di kapal ini, tetapi tidak satu pun yang kukenal."

Label: